PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIORAMA
PADA SISWA KELAS VIII SMP JUARA PEKANBARU
SMP
JUARA PEKANBARU
PEKANBARU2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa dalam pelajaran bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh siswa dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.Penguasaan keterampilan menulis
membuat siswa dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya
dalam bentuk suatu teks. Teks yang dimaksud dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Penerapan kurikulum 2013
di sekolah khususnya pendekatan berbasis teks. Salah satu jenis tulisan yang
dipelajari di kelas VIII adalah teks diskusi. Pembelajaran menulis teks diskusi
merupakan salah satu hal yang penting dalam pelajaran bahasa Indonesia saat
ini, sehingga siswa diharapkan mampu menerapkannya dengan baik.Kurikulum 2013
dirancang untuk menyongsong model pembelajaran Abad 21, di mana di dalamnya
akan terdapat pergeseran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu.
Kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan berbahasa. Kompetensi-kompetensi tersebut dibentuk
melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan kompetensi
pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan
kompetensi keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana
maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan berbahasa dan penghargaan
terhadap bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa
(Kemendikbud,
2014 : 4).Kegiatan belajar-mengajar memerlukan media pembelajaran sebagai salah
satu peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Secara sederhana
media berarti alat bantu. Penggunaan media dapat mengurangi kelemahan-kelemahan
pembelajaran sehingga materi mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan media dapat
mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, terutama membantu
mempermudah guru mencapai tujuan pembelajaran
(Arsyad, 2011:15) Permasalahan pendidikan
selalu muncul bersamaan dengan berkembangnya kemampuan siswa, situasi, dan
kondisi lingkungan yang ada.Pengaruh informasi dan kebudayaan serta berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi turut mempengaruhi proses pendidikan. Guru
menjadi kunci dan titik sentral dalam pencapaian misi pembaharuan pendidikan
untuk mengatur,mengarahkan, dan menciptakan suasana kegiatan dalam belajar-mengajar
agar tercapainya tujuan pembelajaran. Guru dituntut untuk lebih profesional,inovatif,
perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.Pembelajaran
keterampilan menulis yang banyak terjadi hanya disajikan dalam bentuk pemberian
teori mengenai suatu teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam
mengekspresikan ide, gagasan, dan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Pelaksanaan
pembelajaran yang baik seharusnya diikuti dengan adanya pemilihan media
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi belajar mengajar yang ada. Penggunaan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi menjadi salah satu cara agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.Terkait dengan permasalahan menulis,berdasarkan pengamatan
sewaktu mengajar di Smp Juara Pekanbaru. Siswa merasakan kegiatan menulis
sebagai suatu beban yang berat. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa cenderung mengalami kesulitan dalam hal penggunaan
bahasa,khususnya dalam hal penulisan tanda baca,ejaan, dan tata kalimat. Proses
pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran teks diskusi terbilang kurang
efektif. Guru hanya sebatas menjelaskan teori tentang teks diskusi dengan
metode ceramah kemudian siswa diberi tugas menulis berdasarkan teori tersebut.
Selain itu, penerapan media pembelajaran belum pernah digunakan dalam
pembelajaran menulis teks diskusi.Melihat hambatan-hambatan yang terjadi di SMP
Juara Pekanbaru ,maka penulis memandang perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan
menulis, khususnya menulis teks diskusi. Salah satu cara yang digunakan yaitu
dengan menerapkan media pembelajaran. Penerapan media pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan memudahkan siswa4 dalam menulis teks diskusi.
Media diorama yang digunakan berisi penggambaran secara nyata tentang suatu
peristiwa yang akan dibahas dalam teks diskusi. Alasan ini yang memperkuat peneliti
memilih diorama sebagai alat bantu siswa dalam pembelajaran teks diskusi.
Dengan demikian,diharapkan pembelajaran dapat lebih bermakna, menarik, dan
memberikan hasil yang lebih optimal.
Berdasarkan pengalaman mengajar SMP Juara Pekanbaru, bahwa siswa relatif kurang aktif dalam
pembelajaran Bahasa Indoensia dikelas VIII pada pokok bahasan mengenai Teks
Diskusi. Hasil belajar pun relatif rendah. Beberapa siswa belum mencapai
kriteria ketuntasan belajar (KKM), yang telah ditetapkan oleh sekolah 71.
Sementara yang di dapat siswa 60. Guru telah berupaya menggunakan berbagai
pendekatan dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran, seperti
kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, yang seharusnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Ketidaktuntasan siswa dalam belajar
disebabkan oleh beberapa hal:
- Siswa tidak memperhatikan guru ketika proses pembelajaran berlangsung
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Teks Diskusi
- Guru masih sebagai pusat dalam pembelajaran
- Siswa tidak konsisten didalam menyimak diskusi
- Siswa banyak bermain-main ketika diskusi berlangsung
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses peningkatan
keterampilan menulis teks diskusi dengan
menggunakan
media diorama pada siswa kelas VIII Smp Juara Pekanbaru
2. Bagaimana hasil peningkatan
keterampilan menulis teks diskusi dengan menggunakan media diorama pada siswa
kelas VIII Smp Juara Pekanbaru
C.Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
upaya peningkatan keterampilan menulis teks diskusi dengan menggunakan media
diorama pada siswa kelas VIII Smp Juara Pekanbaru
D.Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya
diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut.
a. Bagi siswa, penelitian ini sebagai
upaya peningkatan keterampilan menulis
teks
diskusi pada siswa kelas VIII Smp Juara Pekanbaru dengan
menggunakan
media diorama.
b. Bagi guru, penelitian ini dapat
memberikan pengalaman dan pengetahuan
dalam
penerapan media diorama untuk meningkatkan keterampilan menulis
teks
diskusi pada siswa kelas VIII Smp Juara
Pekanbaru
c. Bagi sekolah, penelitian ini
diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas proses
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah Smp Juara Pekanbaru
E.
DEFENISI OPERASIONAL
Diorama
merupakan sebuah model khusus yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana
lingkungan tertentu. Penggunaan benda nyata (real life materials) dalam diorama
bertujuan untuk memperkenalkan suatu unit pelajaran tertentu, proses kerja
suatu objek studi tertentu, atau bagian-bagian serta aspek-aspek lain yang
diperlukan. Bentuk diorama terdiri dari bagian depan yang berisikan pemandangan
dengan realita dan model, serta latar belakang yang dibuat agar memberikan efek
seperti nyata (Sudjana, 2010: 206).
BAB II
KAJIAN TEORI
A.Tinjauan tentang Keterampilan
Menulis
1.Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan
menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan. Menulis merupakan suatu proses merangkai huruf atau
angka dengan suatu tanda kebahasaan sehingga menjadi sebuah tulisan yang dapat
dipahami oleh pembaca (Semi, 2007: 14).
Gie (2002: mengungkapkan bahwa keterampilan menulis
adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa
apapun dengan suatu alat
tulis pada suatu halaman tertentu.
Menurut Slamet (2014: 72) menulis
merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan
tersebut harus mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan pengarangnya.
Menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut serta memahami
bahasa dan gambaran grafik yang
dimaksud (Tarigan, 2008: 22).
Berdasarkan
pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan menuangkan gagasan, ide, buah pikiran,pengalaman, dan perasaan kepada
orang lain dengan cara mengorganisasikan lambang bahasa atau huruf menjadi
suatu kalimat yang teratur sehingga dapat dipahami oleh orang lain dengan
mudah.
2.Fungsi Menulis
Fungsi utama menulis menurut
D’Angelo melalui Tarigan (2008: 22)
adalah sebagai alat komunikasi tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir secara kritis. Menulis
dapat mempermudah untuk merasakan
dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tangkap atau
persepsi, memecahkan masalah, dan menyusun urutan sebagai pengalaman. Tulisan
membantu seseorang untuk menjelaskan pikiran-pikiran yang belum jelas. Menurut
Gie (2002: 5)
fungsi dari menulis yaitu:
(1) menulis sebagai sarana untuk
menemukan sesuatu,
(2) menulis berguna untuk menemukan
ide baru, dan
(3) menulis berguna untuk mengorganisasikan
serta menjernihkan berbagai konsep.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
menulis yaitu sebagai salah satu
keterampilan berbahasa yang digunakan
sebagai alat komunikasi tidak
langsung untuk mengemukakan ide-ide baru.
Menulis membuat seseorang berpikir
secara kritis untuk dapat memperdalam
daya tanggap atau persepsi akan
sesuatu. Melalui proses menulis seseorang
dapat dengan mudah mengorganisasikan
dan menjernihkan berbagai konsep
untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
3.Tujuan Menulis
Tujuan menulis menurut Tarigan
(2008: 24) yaitu: (1) memberitahukan
atau mengajar, (2) meyakinkan atau
mendesak, (3) menghibur atau menyenangkan, dan (4) mengutarakan atau
mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api. Menurut Hugo Hartig dalam
Tarigan (2008: 26)
membagi tujuan menulis menjadi
beberapa bagian sebagai berikut:
1)Tujuan penugasan yaitu, penulis
menulis karena mendapat tugas, bukan atas
kemauan sendiri,
2)Tujuan altruistik yaitu, menulis
yang bertujuan untuk menyenangkan para
pembaca dengan karyanya,
3)Tujuan persuasif yaitu, penulisan
yang bertujuan meyakinkan pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan
oleh penulis,
4)Tujuan informasional atau tujuan
penerangan yaitu, tulisan bertujuan untuk
memberikan informasi atau keterangan
kepada pembaca,
5)Tujuan pernyataan diri, yaitu
penulis berusaha memperkenalkan atau
menyatakan diri kepada pembaca,
6)Tujuan kreatif yaitu, penulis
bertujuan memiliki nilai-nilai artistik atau nilai-
nilai kesenian, dan
7)Tujuan pemecahan masalah yaitu,
penulisan bertujuan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi penulis dengan
cara menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat
pikiran dan gagasannya sendiri agar
dapat dimengerti pembaca.
B.Teks
Diskusi
1.Pengertian Teks Diskusi
Teks
diskusi merupakan sebuah teks yang berisi tentang sebuah wacana yang berisi
tentang suatu permasalahan. Teks diskusi membahas sebuah isu permasalahan yang
berisi dua argumen yaitu argumen pendukung dan argumen penentang. Masalah yang
dihadirkan dalam teks diskusi nantinya akan didiskusikan berdasarkan dua sudut
pandang tersebut (Kemendikbud, 2014 : 89).
Diskusi merupakan salah satu bentuk
kegiatan wicara. Dengan berdiskusi kita dapat memperluas pengetahuan serta
memperoleh banyak pengalaman. Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan,
pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan.
2.Struktur Teks Diskusi
Teks diskusi memiliki 4 struktur, diantaranya yaitu isu, argumen mendukung, argumen menolak, dan terakhir adalah kesimpulan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini.
2.Struktur Teks Diskusi
Teks diskusi memiliki 4 struktur, diantaranya yaitu isu, argumen mendukung, argumen menolak, dan terakhir adalah kesimpulan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini.
1.
Isu,
berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut.
2.
Argumen mendukung, berisi argumen (alasan) mendukung hal yang menjadi pokok
masalah diskusi.
3.
Argumen menentang, berisi argumen yang bertentangan dengan argumen yang
mendukung.
4.
Kesimpulan, berisi kesimpulan dan rekomendasi mengenai isu yang
dibahas. Usahakan mengambil jalan tengah dari isu yang dibahas.
3.Tujuan Teks Diskusi
Tujuan
diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat.
Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi
kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi. Tugas ketua
diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat anggota untuk
menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta menyimpulkan hasil
diskusi.
4.Jenis Teks Diskusi
Teks diskusi terbagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya yaitu antara lain:
1.
Seminar.
2.
Sarasehan.
3.
Simposium.
4.
Diskusi
panel.
5.
Kongres.
6.
Muktamar.
7.
Lokakarya.
5.Ciri Bahasa Teks Diskusi
Teks diskusi memiliki ciri bahasa
yang spesifik, menurut Suyatno
(2014) adalah sebagai berikut.
1)Penggunaan istilah-istilah umum
terkait dengan topik diskusi.
2)Kata-kata yang menunjukkan suatu
perbandingan atau pengontrasan.
3)Penggunaan kata-kata yang
mendukung atau menolak argumen.
Sedangkan fitur bahasa teks diskusi,
menurut Kemendikbud (2014: 14)
adalah sebagai berikut:
1)Penggunaan kata modalitas,
misalnya: harus, akan, ingin, mungkin.
2)Penggunaan kata kerja aksi, misalnya:
menyebabkan, mengakibatkan.
3)Penggunaan konjungsi perlawanan,
misalnya: tetapi, tapi, namun, akan tetapi.
4)Penggunaan kohesi leksikal (kata
atau istilah terkait dengan topik teks
diskusi) dan kohesi gramatikal.
Kohesi leksikal adalah kepaduan yang
dicapai melalui pemilihan kata atau
istilah. Kohesi leksikal itu dapat
berbentuk pengulangan kata atau
istilah beberapa kali dalam suatu paragraf
atau wacana.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri
bahasa menulis teks diskusi pada
umumnya berupa penggambaran secara detail
tentang topik sebuah masalah. Teks
diskusi menggunakan kata-kata
perbandingan dalam mengungkapkan
argumen agar pembaca dapat memahami
maksud dari pengarang.
6.Penilaian Teks Diskusi
Penilaian merupakan suatu kegiatan
yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara umum. Semua
kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan
penilaian. MenurutNurgiyantoro (2012: 6) penilaian dapat diartikan sebagai
suatu proses untuk mencapai kadar tujuan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2014:3) penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang diberikan oleh guru dan sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas. Penelitian
tindakan kelas tidak dapat dilakukan sendiri sehingga harus mengadakan
kerjasama secara kolaboratif dengan pihak lain menyangkut permasalahan yang
akan diteliti. Dalam hal ini, penelitian melibatkan kolaborasi peneliti dengan
guru bahasa Indonesia kelas VIII Smp Juara Pekanbaru
B.SettingPenelitian
Setting penelitian ini dilakukan di
Smp Juara Pekanbaru. Alasan
dipilihnya sekolah ini dikarenakan penulis
merupakan guru di tempat tersebut belum adanya inovasi penggunaan media
pembelajaran dalam keterampilan menulis. Hasil penelitian yang dicapai
diharapkan dapat membangkitkan inovasi guru dalam penggunaan media pembelajaran
serta memotivasi siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia. Menurut hasil observasi
berupa wawancara antara peneliti dan kolaborator, di sekolah ini belum pernah
dilakukan penelitian yang sama.
C.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII Smp Juara Pekanbaru Dipilihnya kelas VIII Smp Juara Pekanbaru
sebagai subjek penelitian didasarkan karena dari seluruh kelas VIII Smp Juara
Pekanbaru yang ada, kelas ini merupakan kelas dengan nilai rata-rata kelas
terendah dalam keterampilan menulis. Sementara itu, objek penelitian dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan siswa dalam menulis teks diskusi
siswa kelas VIII Smp Juara Pekanbaru.
D.Prosedur Penelitian
1.Perencanaan
Tahap
perencanaan dilakukan sebelum tindakan diberikan kepada siswa. Hal pertama yang
dilakukan yaitu menetapkan tindakan apa yang akan digunakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis teks diskusi siswa. Pada tahap ini, peneliti dan
kolaborator berdiskusi untuk menyamakan persepsi dan mengidentifikasi
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menulis teks
diskusi. Selanjutnya, peneliti dan
kolaborator menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan
identifikasi masalah yang muncul. Peneliti dan
kolaborator menentukan jadwal
pelaksanaan tindakan kelas dan membuat
langkah-langkah pembelajarannya.
Peneliti dan kolaborator juga menyiapkan
materi dan sarana pendukung dalam
proses pembelajaran teks diskusi. Selain
itu, instrumen penelitian yang
disiapkan berupa lembar pengamatan, lembar penilaian, dan catatan lapangan
untuk mengamati proses pembelajaran teks
diskusi dengan menggunakan media
diorama.Tahap perencanaan dimulai dengan melalukan tes praktik menulis untuk
mengetahui kemampuan awal menulis
teks diskusi siswa. Selanjutnya,
guru membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui proses, kendala, dan
tanggapan tentang pembelajaran menulis teks diskusi. Kemudian guru melakukan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media diorama
Tahap
perencanaan dimulai dengan melalukan tes praktik menulis untuk mengetahui
kemampuan awal menulis teks diskusi siswa. Selanjutnya,
guru membagikan angket kepada siswa
untuk mengetahui proses, kendala, dan
tanggapan tentang pembelajaran
menulis teks diskusi. Kemudian guru
melakukan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media diorama.
2.Implementasi Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi
tindakan dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti dan guru.
Proses pembelajaran menulis teks diskusi dengan media diorama dilakukan oleh
guru sesuai dengan perencanaan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran menulis teks diskusi dengan
menggunakan media diorama adalah sebagai berikut.
a.peneliti mengidentifikasi masalah
yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
menulis teks diskusi.
b.peneliti berkonsultasi dengan guru
untuk merumuskan masalah menjadi
lebih jelas dan spesifik dan
mengidentifikasi penyebabnya. Tahapan ini
bersifat sangat krusial karena
mencakup penentuan tujuan dan asumsi
penelitian.
c.peneliti dan guru membuat
perencanaan tentang tindakan yang dilakukan
dalam pembelajaran menulis teks
diskusi.
d.guru melakukan tindakan berupa
pembelajaran teks diskusi di kelas.
e.guru memastikan kesiapan siswa
untuk belajar.
f.guru memberikan apersepsi dengan
cara meminta siswa untuk
menyebutkan macam-macam jenis
diskusi yang diketahui siswa.
g.guru menyampaikan materi tentang
menulis teks diskusi dan penggunaan
media diorama.
h.siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai prosedur menggunakan media diorama yang akan dilakukan.Guru
membagi siswa dalam empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 orang.
Setiap kelompok diberi waktu sekitar 10menit untuk mengamati media diorama di
depan kelas, sementara kelompok lainnya membuat kerangka menulis teks diskusi
di dalam buku tulis.
j.guru memberikan media diorama (siklus
I pada tanggal 9 April 2017
diorama bertema Larangan Pembuatan
SIM pada Anak di Bawah usia 17
Tahun dan siklus II pada tanggal 20
April 2017 diorama bertema Naik
Turun Harga Bahan Bakar Minyak).
k.pada siklus I tanggal 9 April 2017
diorama yang digunakan bertema
Larangan Pembuatan SIM pada Anak
Dibawah usia 17 Tahun. Diorama ini
dipilih dengan pertimbangan bahwa
topik yang diangkat menarik, sehingga
diharapkan diorama tentang kejadian
tersebut dapat mempermudah siswa
untuk mengungkapkan gagasannya. Sedangkan
siklus II pada tanggal 20
April 2017, diorama yang digunakan
bertema Naik Turun Harga Bahan
Bakar Minyak. Diorama ini dipilih
karena isu atau masalah ini sedang
banyak diperbincangkan oleh
masyarakat. Tema tersebut memiliki dampak
yang dapat dirasakan oleh semua
kalangan. Hal tersebut bertujuan agar
siswa lebih termotivasi untuk
menulis teks diskusi.
l.setiap kelompok diminta untuk maju
ke depan kelas secara bergantian
untuk mengamati media diorama yang
disajikan. Setiap kelompok yang
maju ke depan kelas diberikan waktu
selama 10 menit untuk menganalisa
tema yang ada dalam media diorama.
m.Setelah mengamati, setiap anggota
diminta untuk mencatat hal-hal di dalam
diorama sebagai kata kunci dalam
membuat teks diskusi.
n.Siswa menulis teks diskusi
berdasarkan tema yang ditampilkan dalam
diorama.
o.Setelah selesai menulis, hasil
tulisan dikumpulkan untuk dinilai oleh guru.
p.Guru meminta siswa untuk
menyunting teks diskusi yang telah dibuat.
q.Siswa dan guru merefleksi kegiatan
pembelajaran agar siswa dan guru dapat
mengetahui kekurangannya, sehingga
akan menjadi lebih baik pada siklus
selanjutnya.
3.Observasi
Observasi
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menulis teks diskusi. Observasi
dilakukan oleh peneliti pada dua tahap, yang
pertama dilakukan pada tanggal 4
April 2017 (tahap pratindakan) atau sebelum
tahap prarencanaan dilakukan. Hasil
observasi awal yaitu siswa mengalami
kesulitan dalam menuangkan ide dan
gagasannya serta kurangnya motivasi
dalam kegiatan menulis teks diskusi.
Tahap kedua dilakukan selama tindakan
pada tanggal 9 sampai 23 April 2017
(siklus) berlangsung. Peneliti
menggunakan instrumen observasi
antara lain lembar penilaian, lembar pengamatan dan catatan lapangan. Kegiatan
siswa selama pembelajaran menjadi fokus utama pengamatan. Selain itu, hasil
observasi digunakan sebagai
data yang bersifat kualitatif untuk
menilai penelitian secara proses. Dokumentasi kegiatan siswa menulis digunakan
menjadi salah satu bukti pendukung hasil observasi pada tindakan siklus.
4.Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir
proses tindakan oleh peneliti dan guru untuk menilai tingkat keberhasilan
pembelajaran menulis teks diskusi dengan menggunakan media diorama. Berdasarkan
hasil refleksi ini diketahui kekurangan dan kendala selama penelitian
berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Yuli Yuantina. 2011.Pengaruh
Penggunaan Media Diorama Terhadap
Kemampuan Menulis Karangan Narasi
Sugestif Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandung.
Skripsi S1.Bandung: Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto. Suharsimi. 2014.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011. Media
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Barwick, John. 1998. Targeting Text:
Photocopiable Units Based on English
Texts Type:Information Report,Eksplanations,Discussion:
Upper Level Book
. Australia : Blake Education
Fakultas Bahasa dan Seni. 2013.
Panduan Tugas akhir. Yogyakarta. FBS.
Komentar
Posting Komentar